Selamat Datang Sahabat

Ubai Dresani

Rabu, 27 April 2011

"Menghitung Nafas"

Minggu, 23 April 2011 waktu itu abis solat maghrib sekitar 19.30 malam. Ketika ituhabis hujan tapi untung udah reda, salagi menunggu mas purnomo, aku main-main aja di Kasir sntral Kopma UGM disana ada ana-anak keuangan. Yah karena pekerjaan mereka cenderung ada disitu. Tapi kata yanuar sih bukan waktunya lagi bidang keuangan mengerjakan hal-hal yang hampir 99% teknis. tapi lebih ke yang strategik.  Disana aku tak begitu memperhatikan apa yang mereka bicarakan, tapi intinya sih bicara mengenai kondisi keuangan yang ada di Kopma ugm. Beginilah mahasiswa yang masih mencari jati diri berorganisasi tanpa memikirkan "benefit"  apa yang aku dapat kalo aku kerja di saat bukan jam kerja."aku disini ingin belajar untuk masa depanku belajar di Fakultas Koperasi KOPMA UGM". begitulah mungkin rata-rata pengurus Organisasi yang ada disana. Inilah idealisme mahasiswa yang seharusnya masih dapat dipertahankan ketika udah berada pada "kehidupan"  yang sesungguhnya. Dimana disana benar-benar harus fight, harus benar-benar mandiri dan pandai menjaga diri. Hitam dan putih sudah tak tampak yang ada hanyalah abu-abu. warna-warna kehidupan akan semakin tampak perbedaannya. Pada saat itu pilihannya adalah mau memeperindah warna hidup atau hanya mengikuti warna yang semakin hari semakin kagak ada bendanya. Itulah sekelumit cerita tentang sedikit pengorbanan temen-temen pejuang di Organisasi, semoga kebaikan mereka (baik yang telah, sedang, dan akan) dapat mejadi pahala yang akan mejadi bekal kelak di surga (insyaallah). Cerita yang sebenarnya adalah ketika wktu itu aku bersama Brian Rahmawan dan Rifa. Pada waktu itu sih kami baru mau belajar tentang salah satu seni beladiri yang namanya tidak asing lagi, Wushu, Pelatih adalah karyawan baru KOPMA UGM yang tidak asing untuk temen-temen yang sering main ke KOPMA . Setidaknya Pak Purnomo akan memberikan warna baru di KOPMA ini. Aku ucapakan selamat datang pak.

Malam itu adalah malam perkenalan, intinya adalah pertama kali latihan, tapi walaupun pertama kali latihan terasa semangat juga aku. Disamping karana memang keiniginanku dari dulu belajar wushu, ah sayangnya di desaku waktu itu belum ada. dan akhirnya kali ini aku mendapatkan kesempatan. Malam ini kami hanya diberi pengenalan dasar mengenai kuda-kuda (ada maphu, kungphu, panmaphu,) ada juga gerakan-gerakan dasar yang aku rasa sangat amzing. Tak terasa satu jam lebih kami latihan dan kemudian dilanjutkan istirahat (he he he), sbenarnya aku masih semangat tapi tak apa aku berfikir ini masih dasar tak usah di paksakan, karena ilmu itu kan sedikit-demi sedikit agar bisa dimengerti dan di pahami.

Disela-sela istirahat, kami berdiskusi mengenai sejarah dan science yang berkaitan denga ilmu beladiri ini. kami bicarangalor-ngidul  initinya sih menyamakan persepsi. dan mencoba untuk saling mengerti satu sama lain. karena apa? setelah ada komitmen untuk latihan wushu ini,harus berpegang pada nilai-nilai kabaikan yang diajarkan disana. Sebagaimana islam, dimanapun berada, apa pun kondisinya kalau dia islam ya bersodara dari kutub utara atau dari kutub tengah kek (kalo ada) kalo muslim ya menjadi saudara. ternyata wushu (yang notabene) diajarakan dalam filsafat budhiisme ada hal seperti itu juga. 

Nah kawan, yang menjadi menarik adalah ketika pak Purnomo berkata cobalah belajar "menghitung nafas". Ih sampai sekarang aku masih teringat akan kata-kata itu hinggai aku menuangkan dalam tulisan ini hanya karena kata  "menghitung nafas". Setelah aku renungkan kawan ternyata kata "menghitung nafas" luar biasa dahsyat, apa aja sih..:
  • 1. pernah kan, ketika sahabat merasa was-was dan kurang tenang, maka biasanya ada orang yang menyarankan tarik nafas dalam-dalam dan keluarkan pelan-pelan.
  • 2. kalau ini bagaimana ketika mlihat orang pingsan tiba-tiba??? biasanya sih yang dilihat apakah dia masih bernafas atau tidak dengan cara meletakkan jari telunjuk dekat lubang idung.
  • 3. bagaimana ketika sahabat melihat orang yang sedang astma. sungguh tampak kelihatan tersiksa bukan??
  • 4. pernah melihat tabung oksigen kan??? (entah itu di TV atau dengan mata kepala sendiri -ya iyalah masak mata kepala ikan...-) betapa sengsaranya meraka harus menggunakan, itu padahal kita yang sehat ini gratis dan bebas menghirup udara.
  • dalam wushu pun pernafasan ini dilatih untuk menjaga kebugaran serta agar tidak cepat lelah.
  • dan kata-kata temenku yang pernah belajar ilmu kebatinan pun meraka dalam belajar hal yang pertama kali dilakukan adalah "berlatih bernafas"
Bagaimana jika ditinjau dari segi kehidupan??? ternyata bernafas ini adalah sumber dari segala sumber kehidupan. ketika orang tak bernafas kan dia berarti dead. Dalam fisiologi manusai karan adanya proses pernafasan ini mengakibatkan semua nutrien-dan nutirisi yang ada dalam tubuh dapat diubah menjadu energi gara-gara bernafas. Dan dalam fisiologi tumbuhan (yang sedang aku pelajari ini) langkah awal proses terbentuknya energi dalam tumbuhan adalah gara-gara daun-daun semua bernafas sehingga bisa hidup dan memberikan kehidupan.
Maka nikmat tuhanmu manakah yang kamu dustakan (Ar Rohman.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tak usah ragu dalam bicara...
kritik dan masukan saya terima dengan senang hati